INDIVIDU DAN LINGKUNGAN
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang
mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral,
serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan
yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik
tersebut.
Individu berasal dari
kat individum (Latin), yaitu satuan
kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Individu menurut konsep sosiologis, artinya manusia yang hidup berdiri
sendiri, tidak mempunyai kawan (sendiri). Individu sebagai makhluk hidup
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa di dalam dirinya selalu dilengkapi dengan
kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
a.
Raga,
merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu
yang satu dengan yang lain, sekalipun dengn ciri dan hakikat yang sama.
b.
Rasa,
merupakan perasaan individu yang apat menangkap
objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta,seperti merasakan panas, dingin, atau merasakan makanan lezat.
Perassaan juga dapat dikembangkan menjadi perasaan senang dengan keindahan atau
sebaliknya.
c.
Rasio,
atau akal pikiran merupakan kelengkapan manusia untuk mengembngkan diri,
mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap individu.
d.
Rukun,
atau pergaulan hidup merupakan bentuk sosialisasi
dengan sesama manusia dan hidup berdampingan satu sama
lain secara harmonis, damai, dan saling melengkapi.
Berdasarkan psikologi, individu adalah manusia sebagai kesatuan yang terbatas,
yaitu sebagai manusia perseroan, yang sering juga disebut orang seorang. Ilmu psikologi memandang
individu lebih menekankan pada apa yang dilakukan oleh individu dan mengapa ia
berbuat demikian. Sedangkan ilmu sosiologi dan antropologi memandang iindividu
lebih menekankan pada persamaan pola tingkah laku manusia yang hidup dalam
masyarakat atau kebudayaan tertentu.
Manusia ketika dilahirkan semuanya sama. Sama dalam arti tidak berdaya dan
senantiasa memerlukan bantuan orang lain. Dalam kesamaan itu, yatu sama-sama
lahir tidak berdaya, terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan
lainnya. Makin besar bayi tersebut, makin berkembang sifat-sifat yang
menunjukkan perbedaannya dengan yang lain. Disinilah terletak ciri-ciri
keunikan dari individu tersebut. Tiap individu mempunyai ciri-ciri, sifat-sifat
tersendiri, serta mempunyai pembawaannya masing-masing pula dan taraf
perkembangan, kemampuan yang berbeda-beda.
Selain daripada keunikan ini, ternyata dalam kehidupan manusia harus berusaha atau
berjuang untuk mewujudkan apa yang diinginknnya atau yang dicita-citakannya.
Manusia adalah makhluk yang mempunyai kepekaan social, artinya manusia bukan
hanya makhluk social tetapi juga makhluk yang mempunyai kemampuan untuk
menyesuaikan tingkah laku dengan situasi orang lain, misalnya : tingkah laku
seseorang akan berbeda apabila ia berhadapan dengan situasi orang yang sedang
marah, sedih, gembira, berpesta, atau situasi kemalangan.
Hal lain lagi bahwa tingkah laku dalam kehidupan
manusia selalu ada dalam kesinambungan antara perbuatan yang satu dengan perbuatan yang berikutnya, artinya
perbuatan yang sekarang ini adalah kelanjutan dari perbuatan yang sebelumya.
Tingkah laku manusia tidak pernah berhenti pada satu saat. Masa kanak-kanak
adalah kelanjutan dari masa sebelunya dan persiapan untuk masa selanjutnya.
Tiap-tiap masa perkembangan manusia itu tidaklah berdiri sendiri.
FAKTOR
HEREDITAS
Hereditas merupakan suatu proses
penurunan sikap-sikap atau ciri-ciri dari satu generasi ke generasi lain dengan
perantara plasma benih atau suatu karakteristik yang ada pada setiap individu
yang diperoleh melalui pewarisan atau pemindahan dari cairan-cairan germinal
dari pihak orang tuanya yang mana hal ini memiliki peranan penting dalam
perkembangan dan pertumbuhan oleh karena individu itu terjadi dari pertemuannya
ovum dan sperma dari kedua orangtuanya, maka tidak mengherankan kalau faktor endogen yang dibawa oleh
individu itu mempunyi sifat-sifat seperti orang tuanya.
Kenyatan menunjukan sewaktu individu dilahirkan telah ada sifat-sifat
tertentu terutama sifat-sifat yang berhubungan dengan faktor kejasmanian,
misalnya: warna kulit, keadaan rambut, dsb..Sifat-sifat ini merupakan sifat
yang mereka dapatkan karena faktor keturunan. Faktor pembawan yang berhubungan
dengan keadaan jasmani tidak dapat di ubah. Disamping itu individu juga mempunyai sifat-sifat
pembawaan psikologi yang erat hubungannya dengan keadaan
jasmani yaitu temperamen.
Temperamen
merupakan sifat-sifat seseorang yang erat hubungannya dengan stuktur
kejasmanian seseorang yaitu yang berhubungan dengan fungsi-fungsi fisiologik
seperti darah, kelenjar-kelenjer, cairan-cairan lain yang terdapat dlm diri
manusia. Seperti yang dikemukan oleh Hyocratess
dan Galenus yang menghubungkan sifat-sifat
kejasmanian dengan sifat psikologik dari individu
yang bersangkutan.
Temperamen
berbeda dengan karakter atau watak yang kadang-kadang kedua pengertian itu dipersamakan
satu sama lain karakter atau watak merupakan keseluruhaan dari sifat seseorang
yang tampak dalam perbuatannya sehari-hari, sebagai hasil pembawaan ataupun
lingkungan. Temperamen pada umumnya bersifat tidak
konstan, dapat berubah-ubah sesuai dengan pengaruh lingkungan.
Disamping mempunyai pembawaan yang berhubungan
dengan sifat-sifat kejasmanian dan temperamen
individu juga mempunyai sifat-sifat pembawaan
yang berupa bakat. Bakat merupakan potensi
yang berisi kemungkinan-kemungkinan untuk berkembang kesuatu arah. Bakat
bukanlah sesuatu yang telah jadi yang telah terbentuk pada waktu individu dilahirkan
tetapi baru potensi saja.
Referensi :
·
http://didefinisipengertian.blogspot.co.id/2015/06/definisi-pengertian-individu-menurut-ahli.html. diakses
pada 10.30 tanggal 7 September 2016.
·
Koentjaraningrat.2009. Pengantar Ilmu
Antropologi, Jakarta:PT Rineka Cipta.
·
Basrowi.2005.Pengantar Sosiologi,
Bogor:Ghalia Indonesia.
·
Bakker, Anton.2000. Antropologi
Metafisik, Yogyakarta:Penerbit Kanisius.
·
Ahmadi,Abu.2009.Psikologi Umum,
Jakarta: Rineka Cipta
Comments
Post a Comment