Seorang calon konselor perlu mempelajari komunikasi antar pribadi karena
seorang konselor harus bisa memahami orang lain sebagai konselinya. Selain itu,
seorang konselor juga harus menguasai komunikasi antar pribadi untuk memberikan
layanan konseling. Dalam pelayanan konseling, konselor dituntut untuk mengerti
masalah yang dihadapi oleh konseli dan memberikan nasihat atau solusi kepada
konseli. Di sinilah keterampilan komunikasi antar pribadi dibutuhkan.
Konselor memiliki beberapa tugas di sekolah, salah satunya yaitu sebagai
perancang kegiatan. Konselor sekolah dapat menyukseskan kegiatan pendidikan di
sekolah. Salah satu program pendidikan yang kesuksesannya dapat terdorong oleh
konselor yaitu pendidikan karakter. Konselor dapat menyukseskannya dengan
membuat program pelayanan baik layanan bimbingan pribadi atau bimbingan sosial.
Materi layanan bimbingan pribadi antara lain kejujuran, ketekunan,
tanggung jawab, keberanian, kedisiplinan, integritas, kompetensi emosional dan
seterusnya, sedangkan bimbingan sosial antara lain meliputi keadilan,
toleransi, rasa hormat, kompetensi penyelesaian masalah, keterampilan
berkomunikasi, dan sebagainya. Untuk melakukan
layanan-layanan tersebut, maka seorang konselor membutuhkan komunikasi
antarpribadi.
Komunikasi antar pribadi merupakan proses penyampaian dan penerimaan pesan
antara pribadi yang satu dengan pribadi yang lainnya dengan adanya umpan balik
dari sang penerima pesan. Komunikasi antar individu dianggap sebagai cara
paling utama untuk mengetahui keunikan individu. Komunikasi antar pribadi
penting untuk mengetahui pernyataan tentang informasi diri seseorang terhadap
orang lain yang sebenarnya tidak ingin diketahui oleh orang lain.
Dibandingkan dengan
bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi dinilai paling ampuh
dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan.
Alasannya adalah komunikasi antarpribadi umumnya berlangsung secara tatap muka
(face-to-face). Oleh karena itu individu (komunikator) dengan individu
(komunikan) saling bertatap muka, maka terjadilah kontak pribadi (personal
contact); pribadi komunikator menyentuh pribadi komunikan. Ketika
komunikator menyampaikan pesan, umpan balik berlangsung seketika (immediate
feedback); komunikator mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan
terhadap pesan, ekspresi wajah, dan gaya bicara komunikator. Apabila umpan
baliknya positif, artinya tanggapan komunikan menyenangkan komunikator,
sehingga komunikator mempertahankan gaya komunikasinya; sebaliknya jika
tanggapan komunikan negatif, komunikator harus mengubah gaya komunikasinya
sampai berhasil. Oleh karena keampuhan dalam mengubah sikap, kepercayaan,
opini, dan perilaku komunikan itulah maka bentuk komunikasi antarpribadi
acapkali dipergunakan untuk melancarkan komunikasi persuasif (persuasive
communication) yakni suatu teknik komunikasi secara psikologis manusiawi
yang sifatnya halus, luwes berupa ajakan, bujukan atau rayuan.
Komunikasi
antar pribadi memiliki berbagai fungsi, diantaranya fungsi pemahaman. Jadi,
sebelum memberikan solusi kepada konseli, seorang konselor harus memahami
individu tersebut. Setelah memahami individu tersebut, konselor harus mampu
memahami pula masalahnya. Dengan demikian, konselor akan mampu memberikan
solusi yang baik bagi konselinya. Jika tidak, maka konselor tersebut tidak
dapat dikatakan konselor yang profesional.
Selain fungsi
pemahaman, ada pula fungsi pengentasan. Salah satu upaya untuk mengentaskan masalah
adalah dengan perorangan, karena masalah perorangan itu unik. Masalah antara
individu yang satu dan individu yang lain berbeda satu sama lain. Oleh karena
perbedaan masalah antar setiap individu inilah, permasalahan individutidakboleh
disamaratakan. Maka konselor perlu memiliki berbagai keterampilan dan
pengetahuan untuk mengatasi masalah-masalah yang berbeda itu agar masalah yang
dimiliki konseli dapat dientasakan dengan cara yang paling efektif.
Sumber :
·
Sugiyo.2005.Komunikasi Antar Pribadi, Semarang:UNNES
PRESS.
·
Aw,
Suranto.2011.Komunikasi Interpersonal,Yogyakarta:Graha
Ilmu.
·
Survey of Communication – “Chapter 9: Interpersonal Communication”
Author (Year).
Author (Year).
·
Muhammad
Nur Wangid, Peran Konselor
Sekolah dalam Pendidikan Karakter.
Comments
Post a Comment