Skip to main content

Mengapa Konselor Perlu Mempelajari Komunikasi Antarpribadi ?

Seorang calon konselor perlu mempelajari komunikasi antar pribadi karena seorang konselor harus bisa memahami orang lain sebagai konselinya. Selain itu, seorang konselor juga harus menguasai komunikasi antar pribadi untuk memberikan layanan konseling. Dalam pelayanan konseling, konselor dituntut untuk mengerti masalah yang dihadapi oleh konseli dan memberikan nasihat atau solusi kepada konseli. Di sinilah keterampilan komunikasi antar pribadi dibutuhkan.
Konselor memiliki beberapa tugas di sekolah, salah satunya yaitu sebagai perancang kegiatan. Konselor sekolah dapat menyukseskan kegiatan pendidikan di sekolah. Salah satu program pendidikan yang kesuksesannya dapat terdorong oleh konselor yaitu pendidikan karakter. Konselor dapat menyukseskannya dengan membuat program pelayanan baik layanan bimbingan pribadi atau bimbingan sosial. Materi layanan bimbingan pribadi antara lain kejujuran, ketekunan, tanggung jawab, keberanian, kedisiplinan, integritas, kompetensi emosional dan seterusnya, sedangkan bimbingan sosial antara lain meliputi keadilan, toleransi, rasa hormat, kompetensi penyelesaian masalah, keterampilan berkomunikasi, dan sebagainya. Untuk melakukan layanan-layanan tersebut, maka seorang konselor membutuhkan komunikasi antarpribadi.
Komunikasi antar pribadi merupakan proses penyampaian dan penerimaan pesan antara pribadi yang satu dengan pribadi yang lainnya dengan adanya umpan balik dari sang penerima pesan. Komunikasi antar individu dianggap sebagai cara paling utama untuk mengetahui keunikan individu. Komunikasi antar pribadi penting untuk mengetahui pernyataan tentang informasi diri seseorang terhadap orang lain yang sebenarnya tidak ingin diketahui oleh orang lain.
Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan. Alasannya adalah komunikasi antarpribadi umumnya berlangsung secara tatap muka (face-to-face). Oleh karena itu individu (komunikator) dengan individu (komunikan) saling bertatap muka, maka terjadilah kontak pribadi (personal contact); pribadi komunikator menyentuh pribadi komunikan. Ketika komunikator menyampaikan pesan, umpan balik berlangsung seketika (immediate feedback); komunikator mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan terhadap pesan, ekspresi wajah, dan gaya bicara komunikator. Apabila umpan baliknya positif, artinya tanggapan komunikan menyenangkan komunikator, sehingga komunikator mempertahankan gaya komunikasinya; sebaliknya jika tanggapan komunikan negatif, komunikator harus mengubah gaya komunikasinya sampai berhasil. Oleh karena keampuhan dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan itulah maka bentuk komunikasi antarpribadi acapkali dipergunakan untuk melancarkan komunikasi persuasif (persuasive communication) yakni suatu teknik komunikasi secara psikologis manusiawi yang sifatnya halus, luwes berupa ajakan, bujukan atau rayuan.
Komunikasi antar pribadi memiliki berbagai fungsi, diantaranya fungsi pemahaman. Jadi, sebelum memberikan solusi kepada konseli, seorang konselor harus memahami individu tersebut. Setelah memahami individu tersebut, konselor harus mampu memahami pula masalahnya. Dengan demikian, konselor akan mampu memberikan solusi yang baik bagi konselinya. Jika tidak, maka konselor tersebut tidak dapat dikatakan konselor yang profesional.
Selain fungsi pemahaman, ada pula fungsi pengentasan. Salah satu upaya untuk mengentaskan masalah adalah dengan perorangan, karena masalah perorangan itu unik. Masalah antara individu yang satu dan individu yang lain berbeda satu sama lain. Oleh karena perbedaan masalah antar setiap individu inilah, permasalahan individutidakboleh disamaratakan. Maka konselor perlu memiliki berbagai keterampilan dan pengetahuan untuk mengatasi masalah-masalah yang berbeda itu agar masalah yang dimiliki konseli dapat dientasakan dengan cara yang paling efektif.


Sumber :
·         Sugiyo.2005.Komunikasi Antar Pribadi, Semarang:UNNES PRESS.
·         Aw, Suranto.2011.Komunikasi Interpersonal,Yogyakarta:Graha Ilmu.
·         Survey of Communication – “Chapter 9: Interpersonal Communication
Author (Year)
.

·         Muhammad Nur Wangid, Peran Konselor Sekolah dalam Pendidikan Karakter.

Comments

Popular posts from this blog

A.     Konsep dasar statistik Kata statistik berasal dari bahasa Latin yaitu status yang berarti negara atau untuk menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan ketatanegaraan. Pada awalnya statistik hanya berkaitan dengan sekumpulan angka mengenai penduduk suatu daerah atau negara dan pendapatan masyarakat . Dalam arti sempi, statistik berarti data ringkasan berbentuk angka (kuantitatif). Dalam arti luas statistik berarti suatu ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan/pengelompokan, penyajian, dan analisis data serta cara pengambilan kesimpulan dengan memperhitungkan unsur ketidakpastian berdasarkan konsep probabilitas. Pengertian statistik menurut para ahli : -     Croxton dan Cowden, statistik adalah metode untuk mengumpulkan, mengolah dan menyajikan, serta menginterpretasikan data yang berwujud angka-angka. -         Anderson dan Bancroft, statistik adalah ilmu dan seni perkembangan dan metode paling efektif untuk pengumpulan, pentabulasian, dan penginterpretasian d

HELPER (penolong)

SUBVARIABEL DAN INDIKATOR HELPER Helper adalah orang yang mampu membantu orang lain baik dalam hal memahami atau mengatasi masalah orang lain. Helper  dapat terbagi menjadi tiga yaitu; helper professional, helper paraprofessional, helper non professional. Helper  Profesional Seseorang yang ahli dan terlatih dalam membantu indivdu dan telah menempuh tingkat kelulusan ektensif dalam studi tentang perilaku individu, strategi pemberian bantuan, dan memiliki pengalaman dalam pemberian bantuan kepada individu atau kelompok. Pendidikan professional memberikan suati forum interaksi interdisipliner dan pengalaman atas pengetahuan umum untuk seluruh profesi pemberi bantuan. Kemudian, perbedaan dan persamaan antara helper professional lebih bergantung pada gaya perorangan dan prakteknya dibandingkan dengan identitas professional. Helper  Paraprofesional Helper  paraprofessional diantaranya adalah asisten atau teknisi psikiater, pekerja yang menangani anak jalanan, staff day care, dan