GANGGUAN DALAM KOMUNIKASI ANTAR
PRIBADI
Gangguan merupakan salah satu komponen
dalam komunikasi antarpribadi. Gangguan dapat bersifat mendistorsi, yaitu
memutarbalikkan fakta atau pesan yang disampaikan oleh komunikator. Jadi,
dengan adanya gangguan dalam komunikasi, pesan yang disampaikan oleh
komunikator tidak dapat tersampaikan dengan baik. Gangguan-gangguan dalam
komunikasi antarpribadi terdiri atas gangguan fisik, psikologis, dan semantik.
a.
Gangguan fisik, yaitu gangguan yang berasal dari luar dan mengganggu
transmisi fisik pesan, contohnya : kegaduhan, atau benda yang menghalangi
antara pemberi dan penerima pesan.
b.
Gangguan psikologis, yaitu gangguan yang timbul karena adanya perbedaan
paham antara komunikator dan komunikan. Perbedaan ini timbul karena pandangan
kesubjektifan seseorang dalam menilai atau memahami sesuatu. Misalnya, jika seorang
penyampai pesan telah memandang suatu objek dengan pandangan baik, sedangkan
penerima pesan memandang suatu objek tersebut dengan pandangan buruk, maka
komunikasi antara penyampai dan penerima pesan tersebut dapat terhambat atau
terganggu.
c.
Gangguan semantik, yaitu gangguan yang terjadi karena ambiguitas dari kata
atau kalimat yang digunakan dalam komunikasi. Jadi, pesan yang disampaikan
dapat memiliki makna berbeda antara maksud dari penyampai pesan dan maksud yang
ditangkap oleh penerima pesan. Misalnya, komunikator bertanya pada seseorang
dengan kalimat “ini ikan mas ?” kalimat ini dapat berarti menanyakan kalau itu
ikan atau bukan kepada seorang laki-laki (mas = sapaan kepada orang laki-laki),
dapat pula berarti bertanya bahwa itu ikan mas (mas = jenis ikan).
Kesimpulannya, dalam komunikasi antarpribadi terdapat
berbagai gangguan yang dapat menghambat penyampaian pesan dari penyampai ke
penerima pesan. Berbagai gangguan ini memang tidak dapat dihindari secara
penuh, tetapi dapat diminimalisir. Gangguan-gangguan yang ada dalam komunikasi
antarpribadi dapat diminimalisir dengan menganali gangguan tersebut, misalnya
untuk mengurangi gangguan fisik yang berupa jarak, kita dapat mendekat agar
jarak yang memisahkan antara komunikator dengan komunikan tidak terlampau jauh
dan pesan yang disampaikan dapat diterima oleh komunikan. Untuk mengurangi
gangguan psikologis kita dapat saling terbuka untuk menerima pendapat dan
pandangan orang lain tentang suatu hal, sedangkan untuk menghindari gangguan
semantik, dapat dilakukan dengan penggunaan bahasa yang baik.
Sumber :
Sendjaja,
Djuarsa. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi.
Jakarta. Universitas terbuka.
Kresnawiati,
Wenny dan Dadan Anugrah.2007.Komunikasi
Antar Budaya Sebagai Fenomena Sosial. Jakarta. Universitas terbuka.
Sugiyo. 2005. Komunikasi Antar Pribadi, Semarang:
UNNES PRESS.
Salsabila, Nisrina.
2012. Komunikasi Antar Pribadi (online,
diakses di http://nisriendivent17.blogspot.co.id/2012/12/komunikasi-antar-pribadi.html pada 11 Oktober 2016).
Comments
Post a Comment