Skip to main content

FUNGSI, BIDANG BIMBINGAN, SERTA ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING

A. FUNGSI BK
a. Fungsi Pemahaman
Fungsi Pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu klien agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, klien  diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
1. Pemahaman Tentang Klien.
Pemahaman tentang klien merupakan titik tolak upaya pemberian bantuan terhadap klien. Sebelum seorang konselor memberikan bantuannya kepada klien, maka mereka perlu terlebih dahulu memahami individu yang akan di bantu itu. Bukan hanya sekedar mengenal, namun harus memahami pemahaman yang menyangkut latar belakang pribadi klien, kekuatan dan kelemahannya, serta kondisi lingkungannya.
Bagi para konselor, fungsi pemahaman merupakan tugas paling awal dalam setiap kali  penyelenggaraan pelayanan. Tanpa adanya pemahaman terlebih dahulu maka konselor tidak dapat bergerak lebih jauh dalam pemberian bimbingan.
2. Pemahaman tentang Masalah Klien
Pemahaman terhadap masalah klien terutama menyangkut jenis masalahnya,  intensitanya, sangkut-pautnya, sebabnya, dan kemungkinan perkembangannya. Klien amat perlu memahami masalah yang dialaminya, sebab dengan dapat memahami masalahnya itu ia memiliki dasar bagi upaya yang akan ditempuhnya untuk mengatasi masalah tersebut. Pemahaman masalah oleh individu sendiri adalah modal dasar bagi pemecahan masalah tersebut.
3. Pemahaman tentang Lingkungan yang “Lebih Luas”
Lingkungan dapat diartikan sebagai kondisi disekitar kita yang secara langsung mempengaruhi individu tersebut. Salah satu lingkungan luas adalah berbagai informasi yang diperlukan oleh individu.

b. Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan adalah  fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada klien tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok.

c. Fungsi Pengentasan
Fungsi pengentasan merupakan fungsi bimbingan dan konseling yang berhubungan dengan upaya mengatasi masalah konseli. Proses konseling merupakan proses terpadu sebagai wahana pengentasan masalah. Pelaksanaan fungsi pengentasan tidak hanya melalui bentuk layanan perorangan, tetapi bisa juga menggunakan bentuk layananlainnya, sepertikonseling kelompok,program orientasi dan informasi, serta program-program khusus yang disusun bagi konseli.

d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi Pemeliharaan adalah fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat klien.
Fungsi pemeliharaan tidak dapat dipisahkan dengan fungsi pengembangan, karena pemeliharaan yang baik bukan hanya mempertahankan yang sudah ada, melainkan juga mengusahakan agar hal-hal yang sudah ada tersebut bertambah baik. Kedua fungsi ini saling berkaitan layaknya dua sisi mata uang.

B. BIDANG BIMBINGAN BK
1. Bidang Bimbingan Pribadi
Dalam bidang bimbingan pribadi konselor membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani dalam menemukan serta mengembangkan minat, potensi, bakat, dll yang berasal dari dirinya.
2. Bidang Bimbingan Sosial
Dalam bidang bimbingan sosial, koselor membantu siswa mengenal, memahami serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
3. Bidang bimbingan belajar
Dalam bidang bimbingan belajar konselor membantu siswa mengembangkan diri, sikap, dan kebiasaan belajar yang baik, untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta, menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Bimbingan belajar ialah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat dalam memilih studi yang sesuai. Cara belajar yang salah mengakibatkan materi program suatu studi kurang dikuasai dengan baik, sehingga akan menimbulkan kesulitan.
4. Bidang bimbingan karier
Bimbingan karier ialah bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan, dan penyelesaian masalah-masalah karier, seperti pemahaman jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan penyelesaian masalah-masalah karier yang di hadapi.
5. Bidang bimbingan agama
Bimbingan agama yaitu layanan bimbingan yang membantu untuk meluruskan sesuai dengan kaidah-kaidah sesuai dengan kepercayaan untuk pedoman hidupnya, agar tidak terjrumus oleh perbuatan-perbuatan yang tercela.
6. Bidang bimbingan keluarga
Proses upaya bantuan yang diberikan kepada individu sebagai anggota keluarga, baik dalam sebagai anggota keluarga, baik dalam mengaktualisasikan potensinya, maupun dalam mengaktualisasikan potensinya, atau dalam mengantisipasi serta mengatasi  masalah yang mengantisipasi serta mengatasi  masalah yang dihadapinya, yang dilakukan melalui pendekatan sistem. Selain itu, bidang ini membantu peserta didik dalam merencanakan kehidupan keluarga dan keragaman persoalanpersiapan membentuk keluarga.

C. ASAS-ASAS BK
1. Asas kerahasiaan
Pelayanan bimbingan dan konseling ada kalanya berhubungan dengan konseli yang mengalami masalah yang bersifat pribadi. Konselor harus menjaga kerahasiaan data yang diperolehnya dari konselinya. Bagi konseli yang bermasalah dan ingin menyelesaikan masalahnya akan sangat membutuhkan bantuan dari orang yang dapat memnyimpan kerahasiaan masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu segala sesuatu yang dibicarakan konseli kepada konselor tidak boleh disebarluaskan kepada pihak lain.
2. Asas kesukarelaan
Proses bimbingan dan  konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan, baik dari pihak konselor maupun klien.Dengan ini keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling akan tercapai.kesukarelaan itu ada pada konselor maupun pada klien. Artinya klien secara sukarela tanpa cara terpaksa mau menyampaikan masalah yang ditanganinya dengan mengungkapkan secara terbuka hal-hal yang dialaminya,serta mengungkapkan segenap fakta,data dan seluk beluk yang berkenaan dengan masalah yang dialaminya. Sementara konselor hendaknya dapat memberikan bantuan dnegan tidak terpaksa,atau dengan kata lain konselor memberikan bantuan dnegan ikhlas.
3. Asas keterbukaan
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat diperlukan suasana keterbukaan, baik dari pihak konselor maupun klien. Keterbukaan ini bukan hanya sekadar bersedia menerima saran-saran dari luar, malahan lebih dari itu,diharapkan masing pihak yang bersangkutan bersedia buka diri untuk kepentingan masalah.individu yang membutuhkan bimbngan diharapakan dapat berbicara sejujur mungkin dan berterus terang tentang dirinya sendiri sehingga dengan keterbukaan ini penelahan serta pengkajian berbagai kekuatan dan kelemahan klien dapat dilaksanakan.
Keterbukaan disisni ditinjau dari 2 arah, yaitu dari pihak klien diharapakan membuka diri sehingga apa yang ada pada dirinya dapat diketahui oleh orang lain (dalam hal ini seorang konselor) dan mau membuka diri dalam arti mau menerima saran dan masukan lainnya dari pihak luar.
4. Asas kekinian
Masalah klien yang ditangani melalui kegiatan dan bimbingan dan konseling adalah masalah – masalah yang sedang dirasakan, bukan masalah yang pernah dialami pada masa lampau,dan juga bukan masalah yang mungkin dialami di masa yang akan datang. Asas kekinian juga mengandung pengertian bahwa konselor tidak boleh menunda-nunda pemberian bantuan. Jika diminta bantuan oleh konseli, maka konselor hendaklah segera memberi bantuan.
5. Asas Kemandirian
Pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan menjadikan konseli dapat berdiri sendiri tidak bergantung pada orang lain atau konselor. Ciri-ciri pokok dari individu yang setelah dibimbing dan dapat mandiri adalah sebagai berikut:
a. Mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagai mana adanya
b. Menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis
c. Mengambil keputusan untuk  dan oleh diri sendiri
d. Mengarahkan diri sendiri sendiri sesuai keputusan itu
e. Mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi,minat,dan kemampuan yang dimilikinya
Kemandirian dengan ciri-ciri umum diatas haruslah di sesuaikan dengan tingkat perkembangan dan peranan konseli dalam kehidupan sehari-hari. Kemandirian sebagai hasil konseling menjadi arah dari keseluruhan proses konseling, dan hal itu didasari  baik oleh konselor maupun konseli.
6. Asas kegiatan
Usaha bimbingan dan konseling tidak akan memberikan buah yang berarti bila klien tidak melakukan sendiri dalam mencapai tujuan bimbingan dan konseling. Hasil usaha bimbingan dan konseling tidak akan tercapai dengan sendirinya,melainkan harus dengan kerja giat dari klien sendiri. Konselor hendaknya membangkitkan semangat klien sehingga klien mampu dan mau melaksanakan kegiatan yang diperlukan dalam penyelesaian masalah yang menjadi pokok pembicaraan dalam konseling.
7. Asas kedinamisan
Upaya pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri klien yang dibimbing yaitu perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. Perubahan itu  tidak sekedar mengulang hal yang lama yang bersifat monoton melainkan perubahan yang menuju ke suatu pembaruan,sesuatu yang lebih maju, dinamis, sesuai dengan arah perkembangan klien yang dikehendaki. Asas kedinamisan mengacuh pada hal-hal; yang baru yang hendaknya terdapat pada dan menjadi ciri-ciri dari proses konseling dan hasil-hasilnya.
8. Asas keterpaduan
Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha memadukan sebagai aspek kepribadian konseli. Disamping keterpaduan pada diri konseli, juga harus diperhatikan keterpaduan isi dan proses layanan yang diberikan. Jangan terjadinya aspek layanan yang satu dengan aspek layanan yang lainnya menjadi tidak serasi. Untuk terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki wawasan yang luas tentang perkembangan konseli dan aspek-aspek lingkungan konseli, serta sebagai sumber yang dapat diaktifkan untuk menangani masalah konseli. Kesemuanya itu dipadukan dalam keadaan serasi dan saling menunjang dalam upaya bimbingan dan konseling.
9. Asas kenormatifan
Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku,baik ditinjau dari norma agama,adat,hukum atau negara,ilmu, maupun kebiasaan sehari-hari. Asas ini diterapkan terhadap isi maupun proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Seluruh isi layanan harus sesuai dengan norma-norma yang ada. Demikian pula prosedur, tekhnik, dan peralatan yang dipakai tidak menyimpang dari norma-norma yang dimaksudkan.
10. Asas Keahlian
Usaha bimbingan konseling perlu dilakukan asas keahlian secara teratur dan sistematik dengan menggunakan prosedur, tekhnik dan alat (instrumentasi bimbingan dan konseling) yang memadai. Untuk itu para konselor perlu mendapat latihan secukupnya, sehingga dengan itu akan dapat dicapai keberhasilan usaha pemberian layanan. Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pelayanan profesional yang diselenggarakan oleh tenaga-tenaga ahli yang khusus dididik untuk pekerjaan itu. Asas ini selain mengacu kepada kualifikasi konselor (misalnya pendidikan sarjana bidang bimbingan dan konseling ), juga kepada pengalaman. Teori dan praktek bimbingan dan konselor perlu dipadukan. Oleh karena itu, seorang konselor ahli harus benar-benar menguasai teori dan praktek konseling secara baik.
11. Asas Alih Tangan
Dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling, asas ini jika konselor sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu individu, namun inidividu yang bersangkutan belum dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan,maka konselor dapat mengirim individu tersebut kepada petugas atau badan yang lebih ahli. Disamping itu asas ini juga mengisyaratkan bahwa pelayanan bimbingan konseling hanya menangani masalah-masalah individu sesuai dengan kewenangan petugas yang bersangkutan, dan setiap masalah yang ditangani oleh ahli yang berwenang untuk itu.
12. Asas Tutwuri Handayani
Asas ini menunjuk pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara konselor dan klien. Lebih-lebih dilingkungan sekolah, asas ini makin dirasakan keperluannya dan bahkan perlu dilengkapi dengan “ing ngarso sung tulodo,ing madya mangun karso”. Asas ini menuntut agar layanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan pada waktu klien mengalami masalah dan menghadap kepada konselor saja ,namun diluar hubungan proses bantuan bimbingan dan konseling pun hendaknya dirasakan adanya dan manfaatnya pelayanan bimbingan dan konseling itu.


Sumber :
Anas, Salahudin. 2010. Bimbingan dan Konseling, Bandung: Pustaka Setia.
Priyatno dan Erman Amti. 1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta.
Mugiarso, Heru. 2011. Bimbingan dan Konseling, Semarang : Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 UNNES
Kartadinata, Sunaryo,dkk.2002. Bimbingan di Sekolah Dasar, Bandung: CV Maulana.
Awalya, dkk. 2016. Bimbingan dan Konseling, Semarang : UNNES PRESS

Comments

Popular posts from this blog

A.     Konsep dasar statistik Kata statistik berasal dari bahasa Latin yaitu status yang berarti negara atau untuk menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan ketatanegaraan. Pada awalnya statistik hanya berkaitan dengan sekumpulan angka mengenai penduduk suatu daerah atau negara dan pendapatan masyarakat . Dalam arti sempi, statistik berarti data ringkasan berbentuk angka (kuantitatif). Dalam arti luas statistik berarti suatu ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan/pengelompokan, penyajian, dan analisis data serta cara pengambilan kesimpulan dengan memperhitungkan unsur ketidakpastian berdasarkan konsep probabilitas. Pengertian statistik menurut para ahli : -     Croxton dan Cowden, statistik adalah metode untuk mengumpulkan, mengolah dan menyajikan, serta menginterpretasikan data yang berwujud angka-angka. -         Anderson dan Bancroft, statistik adalah ilmu dan seni perkembangan dan metode paling efektif untuk pengumpulan, pentabulasian, dan penginterpretasian d

Mengapa Konselor Perlu Mempelajari Komunikasi Antarpribadi ?

Seorang calon konselor perlu mempelajari komunikasi antar pribadi karena seorang konselor harus bisa memahami orang lain sebagai konselinya. Selain itu, seorang konselor juga harus menguasai komunikasi antar pribadi untuk memberikan layanan konseling. Dalam pelayanan konseling, konselor dituntut untuk mengerti masalah yang dihadapi oleh konseli dan memberikan nasihat atau solusi kepada konseli. Di sinilah keterampilan komunikasi antar pribadi dibutuhkan. Konselor memiliki beberapa tugas di sekolah, salah satunya yaitu sebagai perancang kegiatan. Konselor sekolah dapat menyukseskan kegiatan pendidikan di sekolah. Salah satu program pendidikan yang kesuksesannya dapat terdorong oleh konselor yaitu pendidikan karakter. Konselor dapat menyukseskannya dengan membuat program pelayanan baik layanan bimbingan pribadi atau bimbingan sosial. Materi layanan bimbingan pribadi antara lain kejujuran, ketekunan, tanggung jawab, keberanian, kedisiplinan, integritas, kompetensi emosional dan seterus

HELPER (penolong)

SUBVARIABEL DAN INDIKATOR HELPER Helper adalah orang yang mampu membantu orang lain baik dalam hal memahami atau mengatasi masalah orang lain. Helper  dapat terbagi menjadi tiga yaitu; helper professional, helper paraprofessional, helper non professional. Helper  Profesional Seseorang yang ahli dan terlatih dalam membantu indivdu dan telah menempuh tingkat kelulusan ektensif dalam studi tentang perilaku individu, strategi pemberian bantuan, dan memiliki pengalaman dalam pemberian bantuan kepada individu atau kelompok. Pendidikan professional memberikan suati forum interaksi interdisipliner dan pengalaman atas pengetahuan umum untuk seluruh profesi pemberi bantuan. Kemudian, perbedaan dan persamaan antara helper professional lebih bergantung pada gaya perorangan dan prakteknya dibandingkan dengan identitas professional. Helper  Paraprofesional Helper  paraprofessional diantaranya adalah asisten atau teknisi psikiater, pekerja yang menangani anak jalanan, staff day care, dan