Skip to main content

Wajib Tahu: Tidak Memiliki Masalah adalah Sebuah Masalah

Setiap orang di dunia ini pasti memiliki masalah. Tak peduli sekecil apapun masalahnya, seperti sungkan untuk menagih hutang ke teman misalnya, tetap saja itu adalah sebuah masalah. Masalah adalah suatu hal yang dapat mengganggu kita. Hal tersebut bisa berasal dari dalam maupun dari luar diri kita. Mengganggu di sini dapat berarti mengganggu pikiran, perasaan, tindakan atau perilaku, bahkan fisiologis kita.

Apakah Anda memiliki masalah? Apabila jawabannya “iya”, berarti Anda adalah orang yang normal. Jadi, tak perlu khawatir ataupun takut akan digunjingi atau di-jugje oleh orang lain jika Anda memiliki masalah. Karena pada dasarnya manusia hidup tak akan lepas dari masalah. Selama orang berinteraksi dengan orang lain, maka akan timbul masalah. Namun, masalah ada bukan untuk dihindari melainkan untuk dihadapi dan diselesaikan. Setiap orang punya caranya masing-masing untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah yang dimilikinya. Beberapa orang mungkin cenderung lebih memilih untuk menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan orang lain, dan beberapa yang lain memilih untuk berbagi masalahnya dengan orang terdekatnya, dengan konselor, atau dengan psikolog untuk menemukan penyelesaian masalah yang sedang dihadapi. Percayalah, ketika Anda tidak sanggup untuk menyelesaikannya sendirian akan ada orang-orang yang tulus bersedia membantu Anda seperti konselor atau psikolog. dan Anda tidak perlu malu untuk mendatangi mereka hanya karena tidak mau dicap atau di-judge sebagai orang bermasalah.

Lalu, bagaimana jika Anda ternyata tidak memiliki masalah? Coba ingat-ingat lagi, dan jujurlah pada diri sendiri mengenai apa yang sedang Anda rasakan atau pikirkan. Cobalah kenali masalah yang Anda alami. Karena seperti yang saya katakan di awal tulisan ini bahwa tidak ada orang yang hidupnya tanpa masalah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa orang yang tidak memiliki masalah adalah pribadi yang bermasalah. Bahkan Williamson, seorang pencetus teori konseling mengatakan bahwa jika individu tidak memiliki masalah berarti ia bermasalah. Mengapa demikian? Bukankah kedua frasa tersebut saling bertentangan? Ya, tentu saja ketika kita membaca kalimat tersebut terasa aneh, saya pun demikian. Ternyata orang yang merasa dirinya tidak memiliki masalah, kemungkinan ia tidak peka terhadap masalahnya, tidak bisa mengenali masalah, tidak menyadari bahwa dia memiliki masalah, dan yang lebih parahnya lagi bisa jadi dia menyadari masalah ketika masalah yang tidak disadarinya tersebut menjadi sangat serius sehingga menyulitkan dirinya sendiri nantinya.

Wah ternyata dampaknya bisa sefatal itu karena kita tidak memiliki masalah. Untuk itu, mari coba kenali masalah Anda dan hadapilah serta selesaikan masalah tersebut. Jangan ragu untuk berbagi kepada orang terdekat dan/atau konselor Anda ketika tidak bisa menghadapi dan menyelesaikannya sendirian. Semoga kita selalu sadar dan kuat dalam menghadapi masalah. Sekian tulisan saya semoga bermanfaat 😊

Comments

Popular posts from this blog

A.     Konsep dasar statistik Kata statistik berasal dari bahasa Latin yaitu status yang berarti negara atau untuk menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan ketatanegaraan. Pada awalnya statistik hanya berkaitan dengan sekumpulan angka mengenai penduduk suatu daerah atau negara dan pendapatan masyarakat . Dalam arti sempi, statistik berarti data ringkasan berbentuk angka (kuantitatif). Dalam arti luas statistik berarti suatu ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan/pengelompokan, penyajian, dan analisis data serta cara pengambilan kesimpulan dengan memperhitungkan unsur ketidakpastian berdasarkan konsep probabilitas. Pengertian statistik menurut para ahli : -     Croxton dan Cowden, statistik adalah metode untuk mengumpulkan, mengolah dan menyajikan, serta menginterpretasikan data yang berwujud angka-angka. -         Anderson dan Bancroft, statistik adalah ilmu dan seni perkembangan dan metode paling efektif untuk pengumpulan, pentabulasian, dan penginterpretasian d

Mengapa Konselor Perlu Mempelajari Komunikasi Antarpribadi ?

Seorang calon konselor perlu mempelajari komunikasi antar pribadi karena seorang konselor harus bisa memahami orang lain sebagai konselinya. Selain itu, seorang konselor juga harus menguasai komunikasi antar pribadi untuk memberikan layanan konseling. Dalam pelayanan konseling, konselor dituntut untuk mengerti masalah yang dihadapi oleh konseli dan memberikan nasihat atau solusi kepada konseli. Di sinilah keterampilan komunikasi antar pribadi dibutuhkan. Konselor memiliki beberapa tugas di sekolah, salah satunya yaitu sebagai perancang kegiatan. Konselor sekolah dapat menyukseskan kegiatan pendidikan di sekolah. Salah satu program pendidikan yang kesuksesannya dapat terdorong oleh konselor yaitu pendidikan karakter. Konselor dapat menyukseskannya dengan membuat program pelayanan baik layanan bimbingan pribadi atau bimbingan sosial. Materi layanan bimbingan pribadi antara lain kejujuran, ketekunan, tanggung jawab, keberanian, kedisiplinan, integritas, kompetensi emosional dan seterus

HELPER (penolong)

SUBVARIABEL DAN INDIKATOR HELPER Helper adalah orang yang mampu membantu orang lain baik dalam hal memahami atau mengatasi masalah orang lain. Helper  dapat terbagi menjadi tiga yaitu; helper professional, helper paraprofessional, helper non professional. Helper  Profesional Seseorang yang ahli dan terlatih dalam membantu indivdu dan telah menempuh tingkat kelulusan ektensif dalam studi tentang perilaku individu, strategi pemberian bantuan, dan memiliki pengalaman dalam pemberian bantuan kepada individu atau kelompok. Pendidikan professional memberikan suati forum interaksi interdisipliner dan pengalaman atas pengetahuan umum untuk seluruh profesi pemberi bantuan. Kemudian, perbedaan dan persamaan antara helper professional lebih bergantung pada gaya perorangan dan prakteknya dibandingkan dengan identitas professional. Helper  Paraprofesional Helper  paraprofessional diantaranya adalah asisten atau teknisi psikiater, pekerja yang menangani anak jalanan, staff day care, dan